Aku pernah percaya rasa bisa mengangkat gunung, bersihkan debu lava di bawahnya, lalu letakkan saja kembali., Tidak akan ada yang berubah. Bahwa rasa, yang begitu kuat, bisa pindahkan dulu massa lautan, taruh dalam gelas yang pasti jumlahnya tak terhitung, lalu alirkan kembali tanpa masalah. Ah, omong kosong. Hiperbola sekali kawan ini.
Oke lah, kau minta aku realistis. Yah, paling tidak aku pernah yakin, rasa bisa membuat orang lebih terfokus pada manusia (satu saja) lain di luar dirinya, lakukan apa2 tidak lagi untuk diri sendiri, dan kebahagiannya adalah kebahagiaan orang yang merasa. Ini ada betulnya.
Oke lah, kau minta aku realistis. Yah, paling tidak aku pernah yakin, rasa bisa membuat orang lebih terfokus pada manusia (satu saja) lain di luar dirinya, lakukan apa2 tidak lagi untuk diri sendiri, dan kebahagiannya adalah kebahagiaan orang yang merasa. Ini ada betulnya.
Lalu bila manusia harus memilih, dengan yang sangat dicintainya tapi orang tersebut tidak bahagia maksimal, atau dengan yang mencintai tapi kita hanya cukup mencinta, mungkin aku pilih dengan yang aku cintai. Tentu dengan berbagai tanya jawab layaknya interview sampoerna group..dan thanks god dia bahagia cukup denganku.
Belum selesai, jangan pencet 'back' dulu. Rupanya cintaku yang membludak bisa terima dia apa adanya, yang mungkin berpandangan lurus saja, dan juga tidak terima perbedaan itu. Tapi mimpi termakan sempurna oleh waktu yang semakin rakus, rupanya (lagi) aku yang apa adanya, belum masuk kriterianya.
Pertanyaannya disini..bila aku A dan aku bisa terima B yang B, rupanya B tidak terima aku yang A sebagai setengah bagiannya di masa mendatang. Aku hanya akan jadi A dengan keterbatasan yang ini. Kecuali aku menerima apa adanya B dengan mengikutinya. Nah, aku terima tapi dia tidak. Haruskah apa adanya kita membuat orang tidak apa adanya? Pusing...tidak pernah ada benar yang absolut toh..
1 comment:
"Aku hanya akan jadi A dengan keterbatasan yang ini. Kecuali aku menerima apa adanya B dengan mengikutinya. Nah, aku terima tapi dia tidak"
Sumpah mampus, ini yg aku lagi rasain bangeeeeeeettt! Mbaaakkk tiiiiiii!!
Post a Comment